LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR ILMU TANAH
ACARA I
PENETAPAN KADAR AIR TANAH

Disusun Oleh:
Nama : Triyanto Pamungkas
Nim : A1C112039
Kelompok : 2
Kelas : Agribisnis
Paralel
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Air mempunyai fungsi yang penting
dalam tanah. Antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah,
yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain
itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang
diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air
cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawahAir tanah telah
diklasifikasikan sebagai air higroskopis, kapiler, dan gravitasi. Air
higrokopis adalah pada permukaan butir tanah dan tidak dapat bergerak secara
berarti oleh kekuatan gravitasi atau kapilaritas. Air kapiler adalah yang
merupakan bagian kelebihan air higroskopis yang ada didalam rongga tanah dan
tertahan oleh gaya gravitasi dalam tanah sehingga membolehkan tidak
terhalangnya drainase. Air gravitasi merupakan bagian kelebihan air higroskopis
dan kapiler yang akan siap bergerak keluar tanah jika drainase yang baik
tersedia.
Air tanah adalah air di bawah
permukaan tanah dimana rongga-rongga di dalam tanah pada hakekatnya terisi oleh
air. Pergerakan air tanah ke atas oleh kapilarisasi dari permukaan air tanah ke
dalam daerah akar dapat merupakan suatu sumber air yang utama untuk pertumbuhan
tanaman. Supaya cukup efektif tanpa membatasi dengan serius pertumbuhan
tanaman-tanaman, air tanah harus dekat tetapi dibawah kedalaman dari mana
sebagian besar kebutuhan air untuk tanaman-tanaman diambil.
Kandungan bahan organik di wilayah
tropika serupa dengan yang ada di wilayah iklim sedang. Oksisol yang sangat
lapuk mempunyai kandungan bahan organik yang lebih tinggi daripada yang
ditunjukkan oleh warnanya yang kemerah-merahan. Faktor yang mempengaruhi
kandungan bahan organik tanah dapat dianalisis dalam hubungan dengan tambahan
bahan organik tahunan dan laju pelapukan tahunan. Tambahan karbon organik
tahunan yang diterima oleh tanah di hutan tropika kira-kira 5 kali lebih besar
daripada di hutan wilayah iklim sedang karena tidak adanya pembatasan suhu atau
kelengasan yang jelas sepanjang tahun, laju pereputan karbon organik dihutan
tropika 5 kali lebih besar daripada dihutan wilayah iklim sedang. Akibatnya,
kandungan bahan organik pada kesinambungan adalah sama. Pada tanah yang tidak
dipupuk pengaruh bahan organik yang menguntungkan terdiri dari memberikan
sebagian besar nitrogen dan belerangnya kepada tanaman, mempertahankan daya
tukar kation, menghalangi tempat penambatan fosfor, memberikan suatu
memperbaiki struktur pada tanah yang teragregat secara tidak baik, dan
pembentukan gabungan (kompleks) dengan unsur mikro.
- Tujuan
Menetapkan kadar air,derajat keruh tanah, dan pengenalan
contoh tanah dengan indra.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Air merupakan substansi yang paling umum diatas bumi dan
diperlukan untuk semua kehidupan. Tanah terletak di daerah atmosfer. Ligosfer
memainkan peranan penting dalam menentukan jumlah presiitasi yang mengaliri
lahan dan jumlah yang meresap ke dalam tanah untuk disimpan serta digunakan
dimasa mendatang kadar air tanah ialah perbandingan berat air yang terkandung
dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut. Kadar air tanah dapat digunakan
untuk menghitung parameter sifat-sifat tanah (Henry D. Foth, 1994).
Proses masuknya air dari permukaan tanah kedalam tanah
disebut infiltrasi. Sedangkan gerakan air di dalam tanah karena ada gaya gravitasi disebut
perkolasi. Tanah pada kedalaman tertentu selalu dijenuhi air yang disebut
dengan air tanah. Melalui profil, kedalamann air tanah yang diduga berdasarkan
tinggi muka air tanah yang selalu mengalami periode naik turun sesuai dengan
keadaan musim atau faktor lingkungan luar lainnya. (Soetjito,dkk,1992).
Bahan organik tanah terbentuk dari jasad hidup tanah
yang terdiri atas flora dan fauna, perakaran tanaman yang hidup dan yang mati,
yang terdekomposisi dan mengalami modifikasi serta hasil sintesis baru yang
berasal dari tanaman dan hewan. Humus merupakan istilah yang sangat popular dan
terbentuk dari bermacam-macam senyawa organik. Sedangkan bahan organik
merupakan istilah yang lebih netral. Humus merupakan bahan organik tanah yang
sudah mengalami prubahan bentuk dan bercampur dengan mineral tanah. Sumber
bahan organik tanah adalah hasil fotosintesis, yaitu bagian atas tanaman
seperti daun, duri, serta tanaman lainnnya. Senyawa organic menyusun kurang
dari 50% berat segar tanaman dan sangat dipengaruhi oleh kandungan air dan debu
(Soetjito,dkk,1992).
Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat
antara kapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan
untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian
profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan
mendekati titik layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat
mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di
atas titik layunya telah ditunjukkan dengan baik (Buckman and Brady, 1982).
Tanah Vertisol memiliki kapasitas tukar
kation dan kejenuhan basa yang tinggi. Reaksi tanah bervariasi dari asam lemah
hingga alkaline lemah; nilai pH antara 6,0 sampai 8,0. pH tinggi (8,0-9,0)
terjadi pada Vertisol dengan ESP yang tinggi (Munir, 1996).
Vertisol menggambarkan penyebaran
tanah-tanah dengan tekstur liat dan mempunyai warna gelap, pH yang relatif
tinggi serta kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa yang juga relatif
tinggi. Vertisol tersebar luas pada daratan dengan iklim tropis dan subtropis
(Munir, 1996). Vertisol adalah tanah yang memiliki KTK dan kejenuhan hara yang
tinggi. Rekasi tanah bervariasi dengan asam lemah hingga alkaline lemah, nilai
pH antara 6,0 sampai 8,0, pH tinggi (8,0 – 9,0) terjadi pada Vertisol dengan
ESP yang tinggi dan Vertisol masam (pH 5,0 – 6,2) (Munir, 1996).
KTK tanah-tanah Vertisol umumnya sangat
tinggi disbanding dengan tanah-tanah mineral lainnya. Hal ini disebabkan oleh
tingginya kandungan liat yang terbungkus mineral Montmorillonit dengan muatan
tetap yang tinggi. Kandungan bahan organik sungguhpun tidak selalu harus tinggi
mempunyai KTK yang sangat tinggi. Katio-kation dapat tukar yang dominant adalah
Ca dan Mg sdan pengaruhnya satu sama lain sangat berkaitan dengan asal tanah (Hanafiah,2007).
Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung
dalam tanah dan berat kering tanah, dinyatakan dalam persen.Kejenuhan basa yang
tinggi, KTK yang tinggi, tekstur yang relative halus, permeabilitas yang rendah
dan pH yang relative tinggi dan status hara yang tidak seimbang merupakan
karakteristik Vertisol (Hardjowigeno, 1985).
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
- Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
dalam praktikum “Penetapan Kadar Air Dalam Tanah” adalah : botol timbang,
timbangan analitis, keranjang kuningan, cawan tembaga porus,bejana seng,pipet
ukur 2mm, bak perendam, serbet, kertas saring,oven,tang penjepit,,dan
eksikator. Adapun bahan yang digunakan,meliputi : contoh tanah kering angin,
kertas label,spidol.
- Prosedur Kerja
- Kadar air tanah kering angin (udara)
- Botol timbang dan penutupnya di bersihkan, di beri label, lau di timbang (=a gram).
- Botol timbang diisi dengan contoh tanah kering angina yang berdiameter 2mm, kurang lebih setengahnya. Di tutup,lalu di timbang kembali(=b gram).
- Botol timbang yang berisi tanah dimasukkan ke dalam oven dengan keadaan tutup terbuka. Pengovenan dilakukan pada suhu 105-110 C. minimal 4 jam.
- Setelah pengovenan selesai, botol timbang ditutup kembali dengan menggunakan tang penjepit.
- Botol timbang yang telah di tutup dikeluarkan dari oven dengan menggunakan tang penjepit, lalu dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit.
- Setelah itu,botol timbang diambil satu per satu dengan menggunakan tang penjepit untuk ditimbang dengan yang sama (=c gram).
- Kadar air kapasitas lapang
- keranjang kuningan dibersihkan,diberi label kemudian ditimbang (=a gram).
- keranjang kuningan yang telah ditimbang diletakkan ke dalam bejana seng.
- contoh tanah kering angin diameter 2mm dimasukkan ke dalam keranjang kuningan setinggi 2,5cm (sampai tanda batas) secara merata tanpa di tekan.
- diteteskan air sebanyak 2ml dengan pipet ukur secara perlahan pada 3 titik tanpa bersinggungan (1 titik=0,67ml), kemudian bejana seng ditutup ,diletakkan di tempat yang teduh dan dibiarkan selama 15 menit.
- keranjang kuningan dikeluarkan dari bejana seng,diayak dengan hati-hati hingga tertinggal 3 gumpalan tanah lembab,lalu di timbang (=b gram).
- Kadar air maksimum tanah
- cawan tembaga porus dan Petridis dibersihkan dan diberi tanda atau label secukupnya.
- pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring,di\jenuhi dengan air menggunakan botol semprot. Kelebihan air dibersihkan dengan serbet. Dimasukkan ke dalam Petridis kemudian ditimbang. (=a gram).
- cawan tembaga porus dikeluarkan dari Petridis, isi dengan contoh tanah halus (d 0,5mm) kurang lebih 1/3 nya. Cawan diketuk-ketuk perlahan sampai permukaan tanahnya rata,contoh tanah halus di tambahkan lagi 1/3 nya dengan jalan yang sama sampai cawan tembaga porus penuh dengan tanah. Kelebihan tanah di atas cawan diratakan dengan colet.
- cawan tembaga porus direndam dalam bak perendam dengan ditumpu batu batu dibawahnya agar air bebas masuk ke dalam cawan tembaga porus . perendaman dilakukan selama 12-16 jam.
- setelah perendaman selesai, cawan tembaga porus diambil dari bak perendaman. Permukaan tanah yang mengembang diratakan dengan colet ,dibersihkan dengan serbet,dimasukkan dalam cawan Petridis yang digunakan pada waktu penimbangan pertama,lalu ditimbang(=b gram).
- cawan tembaga porus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 105-110ºC.
- setelah waktu pengovenan selesai, cawan diangkat dengan tang penjepit dan dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit. Setelah itu diambil dengan tang penjepit kemudian ditimbang beratnya (=c gram).
- tanah yang ada di dalam cawan porus dibuang, cawan tembaga porus dibersihkan dengan kuas, dialasi dengan Petridis yang sama lalu ditimbang beratnya (=d gram).
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
- Hasil Pengamatan
- Tanah Kering Udara
|
Ulangan
|
Botol timbangan kosong (a g)
|
A + contoh tanah (b g)
|
(b) setelah di oven (c g)
|
Kadar air tanah kering udara (%)
|
|
Ka 1
|
28,8309
|
32,8669
|
31,9524
|
29,299
|
|
Ka 2
|
22,6766
|
38,8511
|
37,9625
|
5,813
|
|
|
Rata-rata
|
|
|
17,556
|
Table perhitungan
- tanah kering angin
K1= (b-c) x 100% K2 = (b-c) x 100%
(c-a) (c-a)
=(32,8669 - 31,9524) x 100 = (38,8511
- 37,9625) x 100%
(31,9524 - 28,8309)
(37,9625 – 22,6766)
=0,91459 x 100% = 0,8886 x 100%
3,1215 15,2859
=29,299% = 5,813%
Ka rata-rata = 29,299 + 5,813
2
= 17,556%
- Kapasitas lapang
|
Ulangan
|
Keranjang kuningan kosong (a g)
|
(a) + gumpalan tanah basah (b g)
|
Kadar air kapasitas lapang %
|
|
Ka1
|
31,3933
|
39,2889
|
63,222
|
|
Ka 2
|
22,6766
|
39,0995
|
19,679
|
|
|
Rata-rata
|
|
41,4505
|
Kapasitas lapang
K1= 2 x 100%+ka
K2 = 2 x100%+ka
b-(a+2) b-(a+2)
= 2 x 100%+29,299 =
2 x100%+ka
39,2889-(31,3933+2) 39,0995-(22,6766+2)
= 2 x
100%+29,299 =
2 x 100% +
5,8956 14,4229
= 63,222% = 19,679%
Ka rata-rata = 63,222+19,679
2
= 41,4505%
- Kadar air maksimum
|
Ulangan
|
Cawan+kertas saring jenuh+ Petridis (a g)
|
(a) + tanah basah jenuh air
(b g)
|
(b) setelah dioven 24 jam (c g)
|
Petridis+cawan + kertas saring setelah dioven (d g)
|
Kadar air maksimum (%)
|
|
Ka 1
|
73,6043
|
122,48
|
96,38
|
72,4660
|
103%
|
|
Ka 2
|
68,15556
|
115,17
|
91,45
|
70,523
|
124%
|
|
|
Rata-rata
|
|
|
|
113,5%
|
Tabel perhitungan:
Kadar air maksimum tanah
Ka 1 = (b-c)-(c-d)
x 100%
(c-d)
= (122,46-73,6043)-(96,38-72,4060)
x 100%
(96,38-72,4060)
= 48,8557-23,974 x100%
23,974
= 103%
Ka 2 = (b-c)-(c-d)
x 100%
(c-d)
= (115,17-68,15556)-(91,45-70,523)
x 100%
(91,45-70,523)
= 47,01444-20,927 x100%
20,927
= 124%
Ka rata-rata = 103+124
2
= 113,5%
- Pembahasan
Air tanah adalah air yang
terdapat di bawah permukaan tanah yang dibatasi oleh satu atau dua lapisan
tanah atau batuan yang kedap air. Lebih dari 98% air yang terdapat di daratan adalah
air tanah. Pada saat ini, air tanah mempunyai peranan yang sangat penting untuk
mencukupi kebutuhan hidup manusia. Air tanah ini terdapat pada lapisan tanah yang
disebut akifer (aquifer). (Rachman,2012).
Akifer dapat dibedakan sebagai berikut.
- Akifer bebas, yaitu akifer yang terletak di atas di lapisan yang kedap air. Akifer ini sering disebut juga dengan unconfined aquifer.
- Akifer tertekan, yaitu akifer yang terletak di antara dua lapisan yang kedap air. Akifer ini sering disebut dengan confined aquifer.
- Akifer menggantung, yaitu akifer yang berada di atas akifer bebas dan berukuran kecil. Akifer ini sering disebut dengan purched aquifer.
Macam-macam
air tanah
Air tanah dapat dibedakan sebagai berikut :
1)
Air preatis, yaitu
air tanah yang terletak pada akifer bebas. Misalnya, air sumur.
2)
Air artesis, yaitu air
yang terletak pada akifer tertekan. Jika pada permukaan tanah dibuat sumur bor
maka sering disebut juga dengan sumur artesis. (Rachman,2012).
Dari hasil yang diperoleh, diketahui
bahwa kandungan air tanah di dalam tanah inseptisol pada ulangan pertama dan
kedua rata-ratanya 17,556%. Keadaan tersebut dapat dipengaruhi oleh
kandungan bahan organik tanah dan kedalaman solum di dalam ring
sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (2007) yang menyatakan bahwa
kadar air tanah dipengaruhi oleh kadar bahan organik tanah dan kedalaman solum,
makin tinggi kadar bahan organik tanah akan makin tinggi kadar air,
serta makin dalam kedalaman solum tanah maka kadar air juga semakin tinggi.
Pada percobaan penetapan kadar air tanah,pada
ulangan 1 tanah inseptisol ,botol ditimbang awalnya 28,8309 gram. Setelah
diberi tanah menjadi 32,8669 gram. Setelah dioven menjadi 31,9524 dan kadar air
tanah kering 29,299%. Pada ulangan ke 2, botol timbang awalnya 22,6766 gram.
Setelah diberi tanah, berat nya menjadi 38,8511 gram. Setelah dioven,menjadi
37,9625 gram dan kadar air tanah kering 5,813. Jadi,kadar tanah kering rata-rata
nya ulangan 1 & 2 adalah= 17,556%. Tujuan pengovenan adalah untuk menghilangkan
kadar air dalam tanah,jadi tanah benar-benar kering,tanpa kandungan air.
Dalam percobaan kapasitas lapang,ulangan 1 tanpa tanah,keranjang awal :
31,3933 gram. Setelah ditambah gumpalan tanah,menjadi 39,2889 gram. Ini terjadi
kenaikan berat jenis tanah yang besar. Jadi,kadar air kapasitas lapangnya
63,222%. Sementara, pada ulangan ke 2, keranjang kosong di timbang beratnya
22,6766 gram. Diberi gumpalan tanah basah menjadi 39,0995 gram. Jadi,kadar air
kapasitas lapang nya 19,679%. Rata-rata
berat dari kapasitas lapang ini adalah : 241,4505 gram.
Kapasitas lapang adalah suatu keadaan tanah yang merupakan tanah
paling lembab dan mampu untuk menahan kadar air terbanyak terhadap adanya gaya
tarik bumi atau gaya gravitasi. Kapasitas lapang sangat berhubungan dengan
lingkungan dan kondisi tanah yang mampu untuk menahan air didalamnya. Misalnya
di suatu daerah memiliki kondisi tanah yang bagus dengan kapasitas lapang
terbaik maka di dalam tanah tersebut mungkin saja terdapat akar-akaran dari
pohon sehingga membantu penyerapan air tanah dan menyimpannya lebih lama di dalam
tanah.
Kapasitas
lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukan air terbanyak
yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap
oleh akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama makin mengering. Pada
suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman
menjadi layu (titik layu permanen) (Raes,1988).
Kandungan air tanah antara kapasitas
lapang dan titik layu permanen disebut total air tanah tersedia (TAW, Total
Available Water). Titik kritis adalah batas minimum air tersedia yang
dipertahankan agar tidak habis mengering diserap tanaman hingga mencapai titik
layu permanen. Titik kritis ini berbeda untuk berbagai jenis tanaman, tanah,
iklim serta diperoleh berdasarkan penelitian di lapangan Kandungan air antara
kapasitas lapang dan titik kritis disebut RAW (Readily Available
Water). Perbandingan antara RAW dengan total air tanah yang tersedia
dipengaruhi oleh iklim, evapotranspirasi, tanah, jenis tanaman dan tingkat
pertumbuhan tanaman (Raes,1988).
Percobaan kadar air maksimum,ulangan 1,cawan+kertas
saring+Petridis = 73,6043 gram. Setelah ditambah tanah basah jenuh air menjadi
122,48 gram. Dan dioven selama 1 hari,beratnya menjadi 96,38 gram. Hal ini terjadi pengurangan berat
jenis,karena kandungan air dalam tanah hilang karena penguapan. Kemudian Petridis
+cawan+kertas saring ditimbang lagi menjadi 72,4060 gram. Jadi,kadar air maksimum
ulangan 1 = 103%. Adapun ulangan 2, perlakuan pertama seperti contoh di
atas,beratnya 68,15556 gram. Ditambah tanah jenuh menjadi 115,17 gram. Dan
dioven menjadi 91,45 gram. Kemudian ditimbang lagi, Petridis+cawan +kertas
saring = 70,523 gram, dan kadar air maksimum= 124%. Rata-rata kedua ulangan
tersebut= 113,5%.
Kapasitas kandungan air tanah maksimum adalah jumlah air
maksimal yang dapat ditampung oleh tanah setelah hujan turun dengan sangat
lebat atau besar. Semua pori-pori tanah baik makro maupun mikro, dalam keadaan
terisi oleh angin sehingga tanah menjadi jenuh dengan air. Jika terjadi
penambahan air lebih lanjut, maka akan terjadi penurunan air gravitasi yang
bergerak lurus terus kebawah. Pada keadaan ini air tanah ditahan oleh tanah
dengan kandunga atau kekuatan Pf=0 atau 0 atm (Tejowiyono;1999).
Tanah yang diovenkan beratnya akan
berkurang dari berat awal. Hal inidikarenakan hilangnya kadar air yang
terkandung pada tanah tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Craig (1994)
yang menyatakan bahwa energi yang telah dilepaskan ketika air berubah dari uap
air menjadi cairan. Pembebasan panas dan pembentukanair hujan merupakan sumber
energi utama untuk sistem hujan. Bila butir-butir air hujan jatuh ke atas
tanah kering dan diserap oleh permukaan partikel tanah, terjadi penurunan
lebih lanjut dalam pergerakan dan mempunyai tapak positif dan negative.
Dari data atau hasil yang terdapat atau
didapat, dapat dilihat bahwa masing-masing tanah mempunyai kadar air tanah
kering udara, kadar air kapasitas lapang, dan kadar air maksimum yang
berbeda-beda. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor :
- Jenis air yang yang diserap yang didasarkan pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi.
- Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahanair yang lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur halus. Oleh karenanya tanaman yang ditanam pada tanah pasir umunya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat.
- Kadar bahan organik tanah (BOT). Semakin tinggi kadar BOT akan makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.
- Senyawa kimiawi. Semakin banyak senyawa kimiawi di dalam tanah akan menyebabkan kadar dan ketersediaan air tanah menurun. Tanah kering udara adalah tanah yang tidak terkena cahaya matahari langsung. (soetjito,dkk,1992).
Bahan organik tanah merupakan hasil
dekomposisi atau elapukan bahan-bahan mineral yang terkandung didalam tanah.
Bahan organik tanah juga dapat berasal dari timbunan mikroorganisme, atau
sisa-sisa tanaman dan hewan yang telah mati dan terlapuk selama jangka waktu
tertentu.bahan organik dapat digunakan untuk menentukan sumber hara bagi
tanaman, selain itu dapat digunakan untuk menentukan klasifikasi tanah
(Soetjito, dkk. 1992).
Sebagian besar air yang diperlukan oleh
tumbuhan berasal dari tanah ( disebut air tanah ). Air ini harus tersedia pada
saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air setiap tumbuhan berbeda. Kadar dan
komposisi udara tanah sebagian besar ditentukan oleh hubungan air dan tanah.
Udara tanah yang terdiri dari campuran gas itu bergerak menuju ke pori-pori
yang belum diduduki oleh air (Hakim,1986).
Tumbuhan air umumnya memerlukan air
lebih banyak dibandingkan jenis tumbuhan lain. Air diperlukan oleh tmbuhan
untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, antara lain untuk memenuhi transpirasi,
dalam proses asimilasi untuk pembentukan karbohidrat, serta untuk mengangkut
hasil-hasil fotosintesisnya ke seluruh jaringan tumbuhan. Air tanah berfungsi
sebagai pelarut unsur hara dalam tanah. Air tanah dan unsur hara ini membentuk
larutan tanah. Air tanah berfungsi membawa unsur hara ke permukaan akar
tumbuhan. Di dalam jariingan atau tubuh tumbuhan ini juga berperan mengangkut
unsur hara yang diserap akar ke seluruh tanaman (Indranada, 1994).
Faktor lain yang mempengaruhi kadar air
tanah adalah struktur tanah, pori
tanah, dan peremeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori lebih banyak akan mampu menyimpan air
dalam jumlah lebih banyak. Karena ruang-ruang pori tanah akan terisi oleh air.
Adapun manfaat mengetahui kadar air
tanah yaitu untuk mengetahui proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah
yaitu reaksi yang mempersiapkan hara yang larut bagi pertumbuhan tanaman,
menduga kebutuhan air selama proses irigasi, mengetahui kemampuan suatu jenis
tanah mengenai daya simpan lengas tanah.
Akan tetapi dengan berkurangnya jumlah pepohonan
menjadikan ekosistem di dalam tanah menjadi semakin buruk dan air tanahpun akan
cepat sekali menguap, sehingga tak heran kalau suatu saat nanti akan
menimbulkan bencana banjir. Itulah sedikit pembahasan tentang apa yang dimaksud
dengan kapasitas lapang atau arti kapasitas lapang serta pengaruhnya terhadap
kadar air di dalam tanah.( Indranada,1994).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
- Kesimpulan
Setelah
dilakukan kegiatan praktikum dan pembahasanya maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. kadar air tanah merupakan
perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah
tersebut.
2. Data yang kami peroleh dari hasil
perhitungan untuk rata-rata kadar air tanah andisol adalah sebagai berikut:
a. Kadar air tanah Inseptisol
kering udara sebesar 17,556%
b. Kadar air kapasitas lapang tanah vertisol
sebesar 41,4505%
c. Kadar air maksimum tanah vertisol
sebesar 113,5%
- Saran
Dalam praktikum, praktikan di harapkan
hati-hati dalam percobaan, dan teliti,agar hasil yang di harapkan memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Buckman, Harry O.
1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara, Jakarta.
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
UNILA: Lampung.
Hanafiah,
K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Rajawali Pers : Jakarta.
Indranada,
Henry . 1994 . Pengelolaan Kesuburan Tanah . Bumi Aksara :Semarang.
Raes,
D. , Herman L. , Paul V. A. Matman dan V.B Martin. 1987.
Irrigation Schedulling Information Sistem. Katholike Universiteit
Leuven : Leuven.
Rachman,2012.Macam.macamairtanah.http://duniabarstev.blogspot.com/2012/05/macam-macam-air-tanah.
Soetjipto
. 1992 . Dasar-Dasar Irigasi . Erlangga :Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar