Kamis, 24 Oktober 2013

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR ILMU TANAH

ACARA I
PENETAPAN KADAR AIR TANAH






Disusun Oleh:

Nama           : Triyanto Pamungkas
Nim             : A1C112039
Kelompok   : 2
Kelas           : Agribisnis Paralel

  


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2013


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawahAir tanah telah diklasifikasikan sebagai air higroskopis, kapiler, dan gravitasi. Air higrokopis adalah pada permukaan butir tanah dan tidak dapat bergerak secara berarti oleh kekuatan gravitasi atau kapilaritas. Air kapiler adalah yang merupakan bagian kelebihan air higroskopis yang ada didalam rongga tanah dan tertahan oleh gaya gravitasi dalam tanah sehingga membolehkan tidak terhalangnya drainase. Air gravitasi merupakan bagian kelebihan air higroskopis dan kapiler yang akan siap bergerak keluar tanah jika drainase yang baik tersedia.
Air tanah adalah air di bawah permukaan tanah dimana rongga-rongga di dalam tanah pada hakekatnya terisi oleh air. Pergerakan air tanah ke atas oleh kapilarisasi dari permukaan air tanah ke dalam daerah akar dapat merupakan suatu sumber air yang utama untuk pertumbuhan tanaman. Supaya cukup efektif tanpa membatasi dengan serius pertumbuhan tanaman-tanaman, air tanah harus dekat tetapi dibawah kedalaman dari mana sebagian besar kebutuhan air untuk tanaman-tanaman diambil.
Kandungan bahan organik di wilayah tropika serupa dengan yang ada di wilayah iklim sedang. Oksisol yang sangat lapuk mempunyai kandungan bahan organik yang lebih tinggi daripada yang ditunjukkan oleh warnanya yang kemerah-merahan. Faktor yang mempengaruhi kandungan bahan organik tanah dapat dianalisis dalam hubungan dengan tambahan bahan organik tahunan dan laju pelapukan tahunan. Tambahan karbon organik tahunan yang diterima oleh tanah di hutan tropika kira-kira 5 kali lebih besar daripada di hutan wilayah iklim sedang karena tidak adanya pembatasan suhu atau kelengasan yang jelas sepanjang tahun, laju pereputan karbon organik dihutan tropika 5 kali lebih besar daripada dihutan wilayah iklim sedang. Akibatnya, kandungan bahan organik pada kesinambungan adalah sama. Pada tanah yang tidak dipupuk pengaruh bahan organik yang menguntungkan terdiri dari memberikan sebagian besar nitrogen dan belerangnya kepada tanaman, mempertahankan daya tukar kation, menghalangi tempat penambatan fosfor, memberikan suatu memperbaiki struktur pada tanah yang teragregat secara tidak baik, dan pembentukan gabungan (kompleks) dengan unsur mikro.

  1. Tujuan
            Menetapkan kadar air,derajat keruh tanah, dan pengenalan contoh tanah dengan indra.



























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Air merupakan substansi yang paling umum diatas bumi dan diperlukan untuk semua kehidupan. Tanah terletak di daerah atmosfer. Ligosfer memainkan peranan penting dalam menentukan jumlah presiitasi yang mengaliri lahan dan jumlah yang meresap ke dalam tanah untuk disimpan serta digunakan dimasa mendatang kadar air tanah ialah perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut. Kadar air tanah dapat digunakan untuk menghitung parameter sifat-sifat tanah (Henry D. Foth, 1994).
Proses masuknya air dari permukaan tanah kedalam tanah disebut infiltrasi. Sedangkan gerakan air di dalam tanah karena ada gaya gravitasi disebut perkolasi. Tanah pada kedalaman tertentu selalu dijenuhi air yang disebut dengan air tanah. Melalui profil, kedalamann air tanah yang diduga berdasarkan tinggi muka air tanah yang selalu mengalami periode naik turun sesuai dengan keadaan musim atau faktor lingkungan luar lainnya. (Soetjito,dkk,1992).
Bahan organik tanah terbentuk dari jasad hidup tanah yang terdiri atas flora dan fauna, perakaran tanaman yang hidup dan yang mati, yang terdekomposisi dan mengalami modifikasi serta hasil sintesis baru yang berasal dari tanaman dan hewan. Humus merupakan istilah yang sangat popular dan terbentuk dari bermacam-macam senyawa organik. Sedangkan bahan organik merupakan istilah yang lebih netral. Humus merupakan bahan organik tanah yang sudah mengalami prubahan bentuk dan bercampur dengan mineral tanah. Sumber bahan organik tanah adalah hasil fotosintesis, yaitu bagian atas tanaman seperti daun, duri, serta tanaman lainnnya. Senyawa organic menyusun kurang dari 50% berat segar tanaman dan sangat dipengaruhi oleh kandungan air dan debu (Soetjito,dkk,1992).
            Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan  untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah ditunjukkan dengan baik (Buckman and Brady, 1982).
Tanah Vertisol memiliki kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa yang tinggi. Reaksi tanah bervariasi dari asam lemah hingga alkaline lemah; nilai pH antara 6,0 sampai 8,0. pH tinggi (8,0-9,0) terjadi pada Vertisol dengan ESP yang tinggi (Munir, 1996).
Vertisol menggambarkan penyebaran tanah-tanah dengan tekstur liat dan mempunyai warna gelap, pH yang relatif tinggi serta kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa yang juga relatif tinggi. Vertisol tersebar luas pada daratan dengan iklim tropis dan subtropis (Munir, 1996). Vertisol adalah tanah yang memiliki KTK dan kejenuhan hara yang tinggi. Rekasi tanah bervariasi dengan asam lemah hingga alkaline lemah, nilai pH antara 6,0 sampai 8,0, pH tinggi (8,0 – 9,0) terjadi pada Vertisol dengan ESP yang tinggi dan Vertisol masam (pH 5,0 – 6,2) (Munir, 1996).
KTK tanah-tanah Vertisol umumnya sangat tinggi disbanding dengan tanah-tanah mineral lainnya. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan liat yang terbungkus mineral Montmorillonit dengan muatan tetap yang tinggi. Kandungan bahan organik sungguhpun tidak selalu harus tinggi mempunyai KTK yang sangat tinggi. Katio-kation dapat tukar yang dominant adalah Ca dan Mg sdan pengaruhnya satu sama lain sangat berkaitan dengan asal tanah (Hanafiah,2007).
Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dan berat kering tanah, dinyatakan dalam persen.Kejenuhan basa yang tinggi, KTK yang tinggi, tekstur yang relative halus, permeabilitas yang rendah dan pH yang relative tinggi dan status hara yang tidak seimbang merupakan karakteristik Vertisol (Hardjowigeno, 1985).






BAB III
METODE PRAKTIKUM


  1. Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan dalam praktikum “Penetapan Kadar Air Dalam Tanah” adalah : botol timbang, timbangan analitis, keranjang kuningan, cawan tembaga porus,bejana seng,pipet ukur 2mm, bak perendam, serbet, kertas saring,oven,tang penjepit,,dan eksikator. Adapun bahan yang digunakan,meliputi : contoh tanah kering angin, kertas label,spidol.
  1. Prosedur Kerja
  1. Kadar air tanah kering angin (udara)
  1. Botol timbang dan penutupnya di bersihkan, di beri label, lau di timbang (=a gram).
  2. Botol timbang diisi dengan contoh tanah kering angina yang berdiameter 2mm, kurang lebih setengahnya. Di tutup,lalu di timbang kembali(=b gram).
  3. Botol timbang yang berisi tanah dimasukkan ke dalam oven dengan keadaan tutup terbuka. Pengovenan dilakukan pada suhu 105-110 C. minimal 4 jam.
  4. Setelah pengovenan selesai, botol timbang ditutup kembali dengan menggunakan tang penjepit.
  5. Botol timbang yang telah di tutup dikeluarkan dari oven dengan menggunakan tang penjepit, lalu dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit.
  6. Setelah itu,botol timbang diambil satu per satu dengan menggunakan tang penjepit untuk ditimbang dengan yang sama (=c gram).
  1. Kadar air kapasitas lapang
  1. keranjang kuningan dibersihkan,diberi label kemudian ditimbang (=a gram).
  2. keranjang kuningan yang telah ditimbang diletakkan ke dalam bejana seng.
  3. contoh tanah kering angin diameter 2mm dimasukkan ke dalam keranjang kuningan setinggi 2,5cm (sampai tanda batas) secara merata tanpa di tekan.
  4. diteteskan air sebanyak 2ml dengan pipet ukur secara perlahan pada 3 titik tanpa bersinggungan (1 titik=0,67ml), kemudian bejana seng ditutup ,diletakkan di tempat yang teduh dan dibiarkan selama 15 menit.
  5. keranjang kuningan dikeluarkan dari bejana seng,diayak dengan hati-hati hingga tertinggal 3 gumpalan tanah lembab,lalu di timbang (=b gram).
  1. Kadar air maksimum tanah
  1. cawan tembaga porus dan Petridis dibersihkan dan diberi tanda atau label secukupnya.
  2. pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring,di\jenuhi dengan air menggunakan botol semprot. Kelebihan air dibersihkan dengan serbet.  Dimasukkan ke dalam Petridis kemudian ditimbang. (=a gram).
  3. cawan tembaga porus dikeluarkan dari Petridis, isi dengan contoh tanah halus (d 0,5mm) kurang lebih 1/3 nya. Cawan diketuk-ketuk perlahan sampai permukaan tanahnya rata,contoh tanah halus di tambahkan lagi 1/3 nya dengan jalan yang sama sampai cawan tembaga porus penuh dengan tanah. Kelebihan tanah di atas cawan diratakan dengan colet.
  4. cawan tembaga porus direndam dalam bak perendam dengan ditumpu batu batu dibawahnya agar air bebas masuk ke dalam cawan tembaga porus . perendaman dilakukan selama 12-16 jam.
  5. setelah perendaman  selesai, cawan tembaga porus diambil dari bak perendaman. Permukaan tanah yang mengembang diratakan dengan colet ,dibersihkan dengan serbet,dimasukkan dalam cawan Petridis yang digunakan pada waktu penimbangan pertama,lalu ditimbang(=b gram).
  6. cawan tembaga porus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 105-110ºC.
  7. setelah waktu pengovenan selesai, cawan diangkat dengan tang penjepit dan dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit. Setelah itu diambil dengan tang penjepit kemudian ditimbang beratnya (=c gram).
  8. tanah yang ada di dalam cawan porus dibuang, cawan tembaga porus dibersihkan dengan kuas, dialasi dengan Petridis yang sama lalu ditimbang beratnya (=d gram).










































BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


  1. Hasil Pengamatan
  1. Tanah Kering Udara
Ulangan
Botol timbangan kosong (a g)
A + contoh tanah (b g)
(b) setelah di oven (c g)
Kadar air tanah kering udara (%)
Ka 1
28,8309
32,8669
31,9524
29,299
Ka 2
22,6766
38,8511
37,9625
5,813

Rata-rata


17,556

Table perhitungan
  1. tanah kering angin
K1= (b-c) x 100%                                     K2 = (b-c) x 100%
        (c-a)                                                           (c-a)
      =(32,8669 - 31,9524)  x 100                     = (38,8511 - 37,9625) x 100%
        (31,9524 - 28,8309)                                  (37,9625 – 22,6766)
      =0,91459 x 100%                                      = 0,8886 x 100%
         3,1215                                                      15,2859
      =29,299%                                                  = 5,813%
Ka rata-rata = 29,299 + 5,813
                              2
                    = 17,556%
  1. Kapasitas lapang
Ulangan
Keranjang kuningan kosong (a g)
(a) + gumpalan tanah basah (b g)
Kadar air kapasitas lapang %
Ka1
31,3933
39,2889
63,222
Ka 2
22,6766
39,0995
19,679

Rata-rata

41,4505

Kapasitas lapang
K1=    2     x 100%+ka                                  K2 =   2          x100%+ka
        b-(a+2)                                                          b-(a+2)
      =       2                         x 100%+29,299         =       2                    x100%+ka
         39,2889-(31,3933+2)                                   39,0995-(22,6766+2) 
=          2          x 100%+29,299                     =      2        x 100% +                         
       5,8956                                                      14,4229
= 63,222%                                                     = 19,679%
Ka rata-rata = 63,222+19,679
                                  2
                    = 41,4505%
  1. Kadar air maksimum
Ulangan
Cawan+kertas saring jenuh+ Petridis (a g)
(a) + tanah basah jenuh air  (b g)
(b) setelah dioven 24 jam (c g)
Petridis+cawan + kertas saring setelah dioven (d g)
Kadar air maksimum (%)
Ka 1
73,6043
122,48
96,38
72,4660
103%
Ka 2
68,15556
115,17
91,45
70,523
124%

Rata-rata



113,5%

Tabel perhitungan:
Kadar air maksimum tanah
Ka 1 = (b-c)-(c-d) x 100%
                 (c-d)
         = (122,46-73,6043)-(96,38-72,4060) x 100%
                            (96,38-72,4060)
         = 48,8557-23,974 x100%
                   23,974
         = 103%
Ka 2 = (b-c)-(c-d) x 100%
                 (c-d)
         = (115,17-68,15556)-(91,45-70,523) x 100%
                            (91,45-70,523)
         = 47,01444-20,927 x100%
                   20,927
         = 124%
Ka rata-rata = 103+124
                              2
                    = 113,5%
  1. Pembahasan
Air tanah adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah yang dibatasi oleh satu atau dua lapisan tanah atau batuan yang kedap air. Lebih dari 98% air yang terdapat di daratan adalah air tanah. Pada saat ini, air tanah mempunyai peranan yang sangat penting untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia. Air tanah ini terdapat pada lapisan tanah yang disebut akifer (aquifer). (Rachman,2012).
Akifer dapat dibedakan sebagai berikut.
  1. Akifer bebas, yaitu akifer yang terletak di atas di lapisan yang kedap air. Akifer ini sering disebut juga dengan unconfined aquifer.
  2. Akifer tertekan, yaitu akifer yang terletak di antara dua lapisan yang kedap air. Akifer ini sering disebut dengan confined aquifer.
  3. Akifer menggantung, yaitu akifer yang berada di atas akifer bebas dan berukuran kecil. Akifer ini sering disebut dengan purched aquifer.
Macam-macam air tanah
Air tanah dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Air preatis, yaitu air tanah yang terletak pada akifer bebas. Misalnya, air sumur.
2) Air artesis, yaitu air yang terletak pada akifer tertekan. Jika pada permukaan tanah dibuat sumur bor maka sering disebut juga dengan sumur artesis. (Rachman,2012).
Dari hasil yang diperoleh, diketahui bahwa kandungan air tanah di dalam tanah inseptisol pada ulangan pertama dan kedua rata-ratanya 17,556%. Keadaan tersebut dapat dipengaruhi oleh kandungan bahan organik tanah dan kedalaman solum di dalam ring sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (2007) yang menyatakan bahwa kadar air tanah dipengaruhi oleh kadar bahan organik tanah dan kedalaman solum, makin tinggi kadar bahan organik tanah akan makin tinggi kadar air, serta makin dalam kedalaman solum tanah maka kadar air juga semakin tinggi.
Pada percobaan penetapan kadar air tanah,pada ulangan 1 tanah inseptisol ,botol ditimbang awalnya 28,8309 gram. Setelah diberi tanah menjadi 32,8669 gram. Setelah dioven menjadi 31,9524 dan kadar air tanah kering 29,299%. Pada ulangan ke 2, botol timbang awalnya 22,6766 gram. Setelah diberi tanah, berat nya menjadi 38,8511 gram. Setelah dioven,menjadi 37,9625 gram dan kadar air tanah kering 5,813. Jadi,kadar tanah kering rata-rata nya ulangan 1 & 2 adalah= 17,556%. Tujuan pengovenan adalah untuk menghilangkan kadar air dalam tanah,jadi tanah benar-benar kering,tanpa kandungan air.
Dalam percobaan kapasitas lapang,ulangan 1 tanpa tanah,keranjang awal : 31,3933 gram. Setelah ditambah gumpalan tanah,menjadi 39,2889 gram. Ini terjadi kenaikan berat jenis tanah yang besar. Jadi,kadar air kapasitas lapangnya 63,222%. Sementara, pada ulangan ke 2, keranjang kosong di timbang beratnya 22,6766 gram. Diberi gumpalan tanah basah menjadi 39,0995 gram. Jadi,kadar air kapasitas lapang nya 19,679%.  Rata-rata berat dari kapasitas lapang ini adalah : 241,4505 gram.
Kapasitas lapang adalah suatu keadaan tanah yang merupakan tanah paling lembab dan mampu untuk menahan kadar air terbanyak terhadap adanya gaya tarik bumi atau gaya gravitasi. Kapasitas lapang sangat berhubungan dengan lingkungan dan kondisi tanah yang mampu untuk menahan air didalamnya. Misalnya di suatu daerah memiliki kondisi tanah yang bagus dengan kapasitas lapang terbaik maka di dalam tanah tersebut mungkin saja terdapat akar-akaran dari pohon sehingga membantu penyerapan air tanah dan menyimpannya lebih lama di dalam tanah.
Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukan air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama makin mengering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen) (Raes,1988).
Kandungan air tanah antara kapasitas lapang dan titik layu permanen disebut total air tanah tersedia (TAW, Total Available Water). Titik kritis adalah batas minimum air tersedia yang dipertahankan agar tidak habis mengering diserap tanaman hingga mencapai titik layu permanen. Titik kritis ini berbeda untuk berbagai jenis tanaman, tanah, iklim serta diperoleh berdasarkan penelitian di lapangan Kandungan air antara kapasitas lapang dan titik kritis disebut RAW (Readily Available Water). Perbandingan antara RAW dengan total air tanah yang tersedia dipengaruhi oleh iklim, evapotranspirasi, tanah, jenis tanaman dan tingkat pertumbuhan tanaman (Raes,1988).
Percobaan kadar air maksimum,ulangan 1,cawan+kertas saring+Petridis = 73,6043 gram. Setelah ditambah tanah basah jenuh air menjadi 122,48 gram. Dan dioven selama 1 hari,beratnya menjadi  96,38 gram. Hal ini terjadi pengurangan berat jenis,karena kandungan air dalam tanah hilang karena penguapan. Kemudian Petridis +cawan+kertas saring ditimbang lagi menjadi 72,4060 gram. Jadi,kadar air maksimum ulangan 1 = 103%. Adapun ulangan 2, perlakuan pertama seperti contoh di atas,beratnya 68,15556 gram. Ditambah tanah jenuh menjadi 115,17 gram. Dan dioven menjadi 91,45 gram. Kemudian ditimbang lagi, Petridis+cawan +kertas saring = 70,523 gram, dan kadar air maksimum= 124%. Rata-rata kedua ulangan tersebut= 113,5%.
Kapasitas kandungan air tanah maksimum adalah jumlah air maksimal yang dapat ditampung oleh tanah setelah hujan turun dengan sangat lebat atau besar. Semua pori-pori tanah baik makro maupun mikro, dalam keadaan terisi oleh angin sehingga tanah menjadi jenuh dengan air. Jika terjadi penambahan air lebih lanjut, maka akan terjadi penurunan air gravitasi yang bergerak lurus terus kebawah. Pada keadaan ini air tanah ditahan oleh tanah dengan kandunga atau kekuatan Pf=0 atau 0 atm (Tejowiyono;1999).
Tanah yang diovenkan beratnya akan berkurang dari berat awal. Hal inidikarenakan hilangnya kadar air yang terkandung pada tanah tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Craig (1994) yang menyatakan bahwa energi yang telah dilepaskan ketika air berubah dari uap air menjadi cairan. Pembebasan panas dan pembentukanair hujan merupakan sumber energi utama untuk sistem hujan. Bila butir-butir air hujan jatuh ke atas tanah kering dan diserap oleh permukaan partikel tanah, terjadi penurunan lebih lanjut dalam pergerakan dan mempunyai tapak positif dan negative.
Dari data atau hasil yang terdapat atau didapat, dapat dilihat bahwa masing-masing tanah mempunyai kadar air tanah kering udara, kadar air kapasitas lapang, dan kadar air maksimum yang berbeda-beda. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor :
  1. Jenis air yang yang diserap yang didasarkan pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi.
  2. Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahanair yang lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur halus. Oleh karenanya tanaman yang ditanam pada tanah pasir umunya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat.
  3. Kadar bahan organik tanah (BOT). Semakin tinggi kadar BOT akan makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.
  4. Senyawa kimiawi. Semakin banyak senyawa kimiawi di dalam tanah akan menyebabkan kadar dan ketersediaan air tanah menurun. Tanah kering udara adalah tanah yang tidak terkena cahaya matahari langsung. (soetjito,dkk,1992).
Bahan organik tanah merupakan hasil dekomposisi atau elapukan bahan-bahan mineral yang terkandung didalam tanah. Bahan organik tanah juga dapat berasal dari timbunan mikroorganisme, atau sisa-sisa tanaman dan hewan yang telah mati dan terlapuk selama jangka waktu tertentu.bahan organik dapat digunakan untuk menentukan sumber hara bagi tanaman, selain itu dapat digunakan untuk menentukan klasifikasi tanah (Soetjito, dkk. 1992).
Sebagian besar air yang diperlukan oleh tumbuhan berasal dari tanah ( disebut air tanah ). Air ini harus tersedia pada saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air setiap tumbuhan berbeda. Kadar dan komposisi udara tanah sebagian besar ditentukan oleh hubungan air dan tanah. Udara tanah yang terdiri dari campuran gas itu bergerak menuju ke pori-pori yang belum diduduki oleh air (Hakim,1986).
Tumbuhan air umumnya memerlukan air lebih banyak dibandingkan jenis tumbuhan lain. Air diperlukan oleh tmbuhan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, antara lain untuk memenuhi transpirasi, dalam proses asimilasi untuk pembentukan karbohidrat, serta untuk mengangkut hasil-hasil fotosintesisnya ke seluruh jaringan tumbuhan. Air tanah berfungsi sebagai pelarut unsur hara dalam tanah. Air tanah dan unsur hara ini membentuk larutan tanah. Air tanah berfungsi membawa unsur hara ke permukaan akar tumbuhan. Di dalam jariingan atau tubuh tumbuhan ini juga berperan mengangkut unsur hara yang diserap akar ke seluruh tanaman (Indranada, 1994).
Faktor lain yang mempengaruhi kadar air tanah adalah struktur tanah, pori tanah, dan peremeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori lebih banyak akan mampu menyimpan air dalam jumlah lebih banyak. Karena ruang-ruang pori tanah akan terisi oleh air.
Adapun manfaat mengetahui kadar air tanah yaitu untuk mengetahui proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah yaitu reaksi yang mempersiapkan hara yang larut bagi pertumbuhan tanaman, menduga kebutuhan air selama proses irigasi, mengetahui kemampuan suatu jenis tanah mengenai daya simpan lengas tanah.          
Akan tetapi dengan berkurangnya jumlah pepohonan menjadikan ekosistem di dalam tanah menjadi semakin buruk dan air tanahpun akan cepat sekali menguap, sehingga tak heran kalau suatu saat nanti akan menimbulkan bencana banjir. Itulah sedikit pembahasan tentang apa yang dimaksud dengan kapasitas lapang atau arti kapasitas lapang serta pengaruhnya terhadap kadar air di dalam tanah.( Indranada,1994).








BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

  1. Kesimpulan
            Setelah dilakukan kegiatan praktikum dan pembahasanya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.     kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut.
2.     Data yang kami peroleh dari hasil perhitungan untuk rata-rata kadar air tanah andisol adalah sebagai berikut:
a.      Kadar air tanah Inseptisol kering udara sebesar 17,556%
b.     Kadar air kapasitas lapang tanah vertisol sebesar 41,4505%
c.      Kadar air maksimum tanah vertisol sebesar 113,5%

  1. Saran
Dalam praktikum, praktikan di harapkan hati-hati dalam percobaan, dan teliti,agar hasil yang di harapkan memuaskan.












DAFTAR PUSTAKA

Buckman, Harry O. 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara, Jakarta.
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA: Lampung.
Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Rajawali Pers : Jakarta.
Indranada, Henry . 1994 . Pengelolaan Kesuburan Tanah . Bumi Aksara :Semarang.
Raes, D. , Herman L. , Paul V. A. Matman dan V.B Martin. 1987. Irrigation Schedulling Information Sistem. Katholike Universiteit Leuven : Leuven.

Soetjipto . 1992 . Dasar-Dasar Irigasi . Erlangga :Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar