Kamis, 24 Oktober 2013

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR ILMU TANAH

ACARA IV
PENGAMATAN TANAH DENGAN INDRA






Disusun oleh:



Nama                  : Triyanto Pamungkas
Nim                    : A1C112039
kelompok           : 2
Kelas                  : Agribisnis Paralel




KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2013



BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, danmempunyai tiga dimensi ruang, yaitu panjang, lebar dan kedalaman.Tanah adalah kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian besar daratan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya.
 Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah  sangat dibutuhkan tanaman. Dengan bertambah majunya peradaban manusia yang sejalan dengan perkembangan pertanian dan disertai perkembangan penduduk yang begitu pesat, memaksa manusia mulai menghadapi masalah-masalah tentang tanah, terutama untuk pertanian sebagai mata pencaharian pokok pada waktu itu.
Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu.  Tanah dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang berupa ion-ion organik maupun anorganik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan pengetahuan dalam mengetahui sifat fisik tanah seperti warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah dan lain-lain (Forth,1988).
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan di lapang. Warna mencerminkan jenis mineral penyusun tanah, reaksi kimiawi, dan akumulasi bahan- bahan yang terjadi, misalnya kandungan bahan organik yang tinggi pada tanah akan menimbulkan warna lebih gelap. Tekstur mencerminkan ukuran partikel dari fraksi-fraksi tanah sedangkan struktur tanah merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-partikel primer tanah hingga partikel sekunder yang membentuk agregat. Konsistensi tanah merupakan ketahanan tanah terhadap tekanan gaya-gaya dari luar yang merupakan indikator derajat manifestasi kekuatan dan corak gaya-gaya fisik yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan.
Tanah secara Edhapologi adalah tubuh alam yang disintesiskan dalam bentuk penampang (ada horizon-horizon), terdiri dari berbagai hancuran mineral dan bahan organik yang menyelimuti bumi dan dapat memberi atau menyediakan makanan, air udara bagi tumbuhan. Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu. Tanah dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang berupa ion-ion organik maupun anorganik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan pengetahuan dalam mengetahui sifat fisik tanah seperti warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah dan lain-lain.
  1. Tujuan
Menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan menggunakan buku mensell soil colour chart.



























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Dalam mengetahui sifat fisik tanah seperti warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah dan lain-lain.
  1. Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan dilapang. Warna tanah mencerminkan beberapa sifat tanah. Kandungan bahan organik yang tinggi pada tanah akan menimbulkan warna lebih gelap. Tanah dengan drainase yang jelek atau sering jenuh air berwarna kelabu. Tanah yang mengalami dehidratasi senyawa besi akan berwarna merah.
Warna tanah akan berpengaruh pada keseimbangan panas dan kelembaban tanah. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman, aktivitas organisme dan struktur tanah. Penetapan warna tanah digunakan Munsell Soil Colour Chart. (Abdul Majid,2009).
  1. Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu, dan liat dalam suatu massa tanah. Tekstur penting dalam penentuan sifat fisika, kimia, dan fisika-kimia tanah. Ada 3 macam tekstur utama tanah, yaitu : tekstur pasir (sand) yaitu tanah mengandung pasir, presentasinya > 70%, lempung (loam) yaitu bila tidak ada kandungan pasir dan liat, dan liat (clay) yaitu kandungan liat > 35%. (Abdul Majid,2009).
  1. Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur tanah ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi, dan lain-lain. Struktur tanah merupakan susunan  ikatan partikel  tanah  satu  sama  lain. Ikatan  tanah  berbentuk  sebagai  agregat  tanah. Pengamatan kuat lemahnya agregat tanah yang terbentuk yang dinyatakan sebagai derajat struktur tanah. (Abdul Majid,2009).
  1. Konsistensi
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah. (Abdul Majid,2009).
Macam - macam Konsistensi Tanah :
  1. Konsistensi Basah
-          Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-butir tanah dengan benda lain.
-          Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan.
  1. Konsistensi Lembab
  2. Konsistensi Kering































BAB III
METODE PRAKTIKUM


  1. Alat dan Bahan
Alat yang di gunakan dalam praktikum adalah: buku Munsell Soil Colour Chart. Sedangkan bahan yang digunakan adalah: tanah.
  1. Prosedur Kerja
Diambil sedikit tanah gumpal yang lembab secukupnya( permukaannya tidak mengkilap), diletakkan di bawah lubang kertas buku munsell soil color chart. Dicatat notasi warna (Hue,Value,Chroma) dan nama warna. Pengamatan warna tanah tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.
































BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

  1. Hasil Pengamatan
  1. Warna dan tekstur
No
Jenis Tanah
Warna Tanah
Tekstur Warna
Notasi warna
Nama warna
1
Entisol
7,5 YR 3/2
Very dark brown
Lempung berpasir
2
Ultisol
7,5 YR 4/6
Dark grey
Lempung berdebu
3
Inseptisol
10 YR ¾
Dark
Liat berpasir
4
Andisol
10 YR ¾
Very dark brown
Lempung berpasir
5
Vertisol
10 YR 2/2
Very dark brown
Liat berdebu

  1. Struktur


Tipe Struktur Tanah
No
Jenis Tanah
Tipe
Kelas
Derajat
1
Entisol
Gumpal
Sedang
Lemah
2
Ultisol
Tiang
Sangat halus
Cukupan
3
Inseptisol
Gumpal
Sangat halus
Cukupan
4
Andisol
Menggumpal
Halus
Cukupan
5
Vertisol
Tiang
Kasar
Kuat

  1. Konsistensi



Konsistensi Basah
Konsistensi
Konsistensi
No
Jenis Tanah
Kelekatan
Keliatan
Lembab
Kering
1
Entisol
Ss
Ps
Vt
Eh
2
Ultisol
Ss
Ps
Vt
Eh
3
Inseptisol
Ss
Ps
T
H
4
Andisol
Ss
Ps
L
L
5
Vertisol
S
Vp
Vt
Vh

Entisol,jenis tanah dengan warna 7,5 YR 3/2 ,nama warna very dark brown, dan tekstur tanahnya lempung berpasir. Struktur tanahnya tipe gumpal, sedang, dan derajat strukturnya lemah. Sementara, dari konsistensi basah, kelekatannya agak lekat, agak plastis, sangat teguh,dan sangat keras sekali.
Tanah Entisol mempunyai ciri solumnya berkisar dari dangkal sampai dalam, berwarna kelabu hingga kuning, mempunyai horison (A)-C tetapi batasannya sangat tegas, bertekstur pasir hingga debu ( > 60% ), berstruktur butir tunggal, dan konsistensi gembur serta lepas (Munir, 1996).
Ultisol, jenis tanah dengan warna 7,5 YR 4/6 , nama warna dark grey, dan tekstur tanahnya lempung berdebu. Struktur tanahnya tipe tiang, sangat halus, dan derajat strukturnya cukupan. Sementara, dari konsistensi basah, kelekatannya agak lekat, agak plastis, sangat teguh,dan sangat keras sekali.
Tanah Ultisol bertekstur liat berpasir dan memiliki ciri-ciri licin agak kasar , membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat sekali. Tanah ini dikembangkan dari bahan bahan induk liat di hutan dalam iklim humid untuk waktu yang sangat lama (Foth, 1988).
Inseptisol, jenis tanah dengan warna 10 YR 3/4 , nama warna dark, dan tekstur tanahnya liat berpasir. Struktur tanahnya tipe gumpal, sangat halus, dan derajat strukturnya cukupan. Sementara, dari konsistensi basah, kelekatannya agak lekat, agak plastis, teguh, dan keras.
Tanah Inseptisol memiliki tekstur lempung berpasir dengan cirri-ciri agak kasar, bola agak keras tetapi mudah hancur, melekat. Tanah ini mengandung pisah-pisah lempung lebih besar atau sama dengan 35% dan pasir lebih besar atau sama dengan 45 %. Inseptisol termasuk dalam tanah Andosol karena teksturnya lempung berpasir sebenarnya sudah sangat menyulitkan pertumbuhan padi sebab suhunya rendah sehingga mengakibatkan proses pelapukan terhambat (Hakim, 1986).
Andisol, dilihat dari karakter warnanya, very dark brown, dengan notasi warna 10 YR 3/4, tekstur tanahnya lempung berpasir. Struktur tanahnya menggumpal, halus, dan cukupan. Lain halnya pada konsistensi basah, andisol agak lekat dan agak plastis. Sementara konsistensi lembab Tanah Andisol dicirikan sebagai tanah mineral yang mempunyai sifat andik dengan kriteria diantaranya adalah mempunyai berat isi tanah kurang dari 0.9 g/cc sampai kedalaman lebih dari 35 cm dan didominasi bahan amorf dan atau mengandung abu vulkano, abu apung, lapili dan sebangsanya lebih dari 60% sampai kedalaman 35cm atau lebih atau mempunyai pH NaF 1N lebih dari 9.4 (Munir, 1996). Pada konsistensi basah kondisinya lepas dan konsistensi kering lepas.
Vertisol,mempunyai warna very dark brown, dengan notasi warna 10 YR 2/2, tekstur tanahnya liat berdebu. Struktur tanah vertisol tiang, kasar, dan derajat strukturnya kuat. Sementara pada konsistensi basah, vertisol lekat dan sangat plastis. Pada konsistensi lembab, sangat teguh. Dan pada konsistensi kering, tanah sangat keras.
Tanah Vertisol memilki tekstur liat karena cirinya rasa agak licin ,  membentuk bola dalam keadaan dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat. Karena tanah  ini dikembangkan  dari bahan induk liat dimanailkim musim basah dan kering jelas (Foth,1988).
Warna merupakan sifat tanah yang nyata dan mudah dikenali. Warna tanah yang nyata, bagaimanapun terutama digunakan sebagai suatu ukuran langsung dibandingkan sifat tanah yang penting lainnya yang sukar diamati dan diukur dengan teliti misalnya seperti drainase. Jadi, warna tanah bila digunakan dengan ciri-ciri lainnya berguna dalam pembentukan sebagian besar kesimpulan yang penting dengan memperhatikan pembentukan tanah dan penggunaan lahan. (Foth, 1998).
            Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis mineral dan jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah dan tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau. (Madjid, 2009).
            Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir (sand) (berdiameter 2,00-0,20 mm atau 2000-200 µm, debu (slit) (berdiameter 0,20- 0,002 mm atau 200- 2µm) dan liat (clay) (<2 µm). Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi :
a)      Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung.
b)      Tanah bertekstur halus atau tanah berliat mengandung minimal 37,5 % liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam).
c)      Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung.
(Hanafiah, 2009).
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir- butir tanah. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda. Tanah dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir) atau saling melekat menjadi satu satuan yang padu (kompak) dan disebut massive atau pejal. Tanah dengan struktur baik (granuler, remah) mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.Strukktur tanah yang baik adalah yang bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling bersinggungan dengan rapat. (Hanafiah, 2009).
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. (Hardjowigeno, 1992).
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara. (Abdul Madjid, 2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah ialah (Notohadiprawiro,2000) :
  1. Kadar air tanah.
  2. Bahan – bahan penyemen agregat tanah.
  3. Bahan dan ukuran agregat tanah.
  4. Tingkat agregasi.
  5. Faktor-faktor penentu struktur tanah(tekstur, macam lempung, dan kadar  bahan organik).
Pada percobaan pengamatan  tekstur tanah sesuai dengan namun ada beberapa tanah yang tidak sesuai seperti ultisol dan vertisol. Mungkin di karenakan setiap orang memiliki anggapan yang berbeda dalam merasakan tekstur suatu tanah . tanah yang dianggap kita liat belum tentu dianggap orang lain seperti itu , mungkin saja lempung.
Pada  pengamatan konsistensi tanah , di desarkan pada tiga kondisi yaitu konsistensi basah, konsistensi lembab, dan konsisitensi kering.
  1. Konsistensi basah
Konsistensi basah dibandingkan lagi berdasarkant kelekatan dan keliatan . tanah Andisol kelekatannya tidak lekat dan keliatannya sidak plastis. Tanah Ultisol dan vertisol sama ,sangat lekat dan  plastis. Tanah
  1. Konsistensi lembab
Berdasarkan Konsistensi lembab tanah Andisol gembur, tanah Ultisol teguh , tanah Vertisol sangat teguh, tanah Entisol gembur, dan tanh Inseptisol lepas.
  1. Konsitensi kering
Berdasarkan Konsistensi kering tanah Andisol lunak, tanah Ultisol keras , tanah Vertisol sangat keras, tanah Entisol sangat keras, dan tanah Inseptisol lunak. (Endang,1992).
Pengamatan tanah dengan indera memiliki banyak tujuan dan kegunaan di berbagai bidanng salah satunya yaitu di bidang pertanian . pengamatan indra ini penting untuk memudahkan petani dalam nenentukan baik tidaknya lahan untuk ditanami tanaman serta tanaman apa yang baik untuk ditanam di lahan tersebut melalui pengamatan warna tanah, tekstur tanahnya , struktur tanahnya, serta konsistensi tanahnya.  (Notohadiprawiro,2000).
Definisi tanah menurut Foth adalah bahan mineral yang tidak pepat (unconsolidated) pada permukaan tanah yang dipengaruhi oleh factor-faktor  genetic dan lingkungan, yaitu: iklim,organisme serta topografi yang semuanya berlangsung pada suatu periode. Tanah itu adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural forces) terhadap bahan-bahan alam (natural material) dipermukaan bumi.(Hakim, 1986).  
Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung terhadap tetanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap temperatur dan kelembapan tanah. Warna tanah dapat meliputi putih, merah, coklat, kelabu, kuning dan hitam, kadangkala dapat pula kebiruan atau kehijauan. Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tidak murni, tetapi campuran kelabu, coklat dan bercak, kerapkali 2-3 warna terjadi dalam bentuk spot-spot, disebut karatan. (Mandala,2012).
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir (sand) (berdiameter 2,00-0,20 mm atau 2000-200 µm, debu (slit) (berdiameter 0,20- 0,002 mm atau 200- 2µm) dan liat (clay) (<2 µm). Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi :
a)      Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung.
b)      Tanah bertekstur halus atau tanah berliat mengandung minimal 37,5 % liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam).
c)      Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung.
(Hanafiah, 2009).
     Struktur tanah menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder atau ped disebut juga agregat. Struktur suatu horizon yang berbeda satu profil tanah merupakan satu ciri penting tanah, seperti warna tekstur atau komposisi kimia. Struktur mengubah pengaruh tekstur dengan memperhatikan hubungan kelembaban udara. Struktur berkenbang tidak dari satu butir tunggal maupun dari keadaan pejal. Warna merupakan sifat tanah yang nyata dan mudah dikenali. (Foth, 1998).
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. (Hardjowigeno, 1992).
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara. (Abdul Madjid, 2009).
     Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. (Hardjowigeno, 1992).
            Menurut Buringh (1970) dalam Munir(1996) adalah proses pembentukan tanah-tanah abu vulkanis di wilayah tropika basah meliputi : hidrolisis secara intensif, andosolisasi, irreversible drying, melanisasi dan pembentukan padas. Andisol di Indonesia merupakan tanah yang cukup subur untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.
Sasaran pokok cara kerja penetapan tektur tanah adalah menentukan agihan ukuran jarak penyusun fasa padat tanah. Pada acara praktikum ini uji tekstur tanah dilaksanakan dengan menguji suatu massa contoh tanah diantara muka ibu jari dan telunjuk, serta memperhatikan rasa tanah dan sensai yang muncul (Poerwowidodo, 1991).


























BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

  1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan :
  1. Jenis tanah entisol notasi warna 7,5 YR 3/2 dengan nama warnanya  adalah very dark brown dan bertekstur lempung berpasir. Struktur tanahnya bertipe gumpal, dan dengan kelas sedang,derajat strukturnya lemah. Konsistensi basah kelekatan Ss (Sligtly Sticky) keliatan Ps (slightly plastic), konsistensi lembab vf (very firm), konsistensi kering eh (extremely hard).
  2. Jenis tanah ultisol notasi warna 7,5 YR 4/6 dengan nama warnanya adalah dark grey dan bertekstur lempung berdebu. Struktur tanahnya bertipe tiang, dengan kelas sangat halus, derajat strukturnya cukupan. Konsistensi basah kelekatan Ss (Sligtly Sticky) keliatan Ps (slightly plastic), konsistensi lembab vt (very firm), konsistensi kering eh (extremely hard).
  3. Jenis tanah inseptisol notasi warna 10 YR 3/4 dengan nama warnanya  adalah dark dan bertekstur liat berpasir. Struktur tanahnya bertipe gumpal, dengan kelas Sangat halus, derajat strukturnya cukupan. Konsistensi basah kelekatan Ss ( Sligtly Sticky) keliatan Ps (sligly plastic), konsistensi lembab t (firm), konsistensi kering h (hard).
  4. Jenis tanah andisol notasi warna 10 YR 3/4 dengan nama warnanya  adalah very dark brown dan bertekstur lempung berpasir. Struktur tanahnya bertipe menggumpal , dengan kelas halus,derajat strukturnya cukupan. Konsistensi basah kelekatan Ss (Sligtly Sticky) keliatan Ps (slightly plastic), konsistensi lembab (loose), konsistensi kering l (loose).
  5. Jenis tanah vertisol notasi warna 10 YR 2/2 dengan nama warnanya adalah very dark brown dan bertekstur liat berdebu. Struktur tanahnya bertipe tiang, dengan kelas kasar,derajat strukturnya kuat. Konsistensi basah kelekatan S (Sticky) keliatan vp (very plastic), konsistensi lembab vf (very firm), konsistensi kering vh (very hard).
  1. Saran
Dalam praktikum di harapkan cermat dalam penelitian dan hati-hati.
DAFTAR PUSTAKA

Foth, Henry d. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
. Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: UNILA.
Hanafiah, Kemas A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Pt. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Majid, Abdul. 2009. “Sifat Fisika Tanah (Bagian 5: Konsistensi Tanah”. Jakarta: Erlangga.
Munir, Moch. 1996.  Tanah-Tanah Utama Indonesia. Jakarta : PT Dunia Pustaka Jaya.
Notohadiprawiro, T. 2000. Tanah dan Lingkungan. Universitas gadjah mada : Yogyakarta.

Tachyan, Endang . 1992 . Dasar-Dasar Tanah Rawa . Jakarta : Erlangga .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar