Jumat, 16 Mei 2014

Statistika



TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH STATISTIKA UNTUK ILMU SOSIAL








Oleh :
Triyanto Pamungkas
A1C112039





KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014



Contoh Aplikasi Analisis Jalur

Misalkan, rata-rata skor ujian (RSU) sejumlah mahasiswa diregresikan atas status sosial ekonomi (SSE), kecerdasan (IQ) dan kebutuhan berprestasi (KEB). Dari status mahasiswa yang diteliti, sesudah dilakukan perhitung-perhitungan dengan rumus korelasi product moment dari Pearson, diperoleh matrik korelasi sebagai berikut :
Matrik Korelasi Antar Variabel
Variabel
SSE(X1)
IQ(X2)
KEB(X3)
RSU(X4)
SSE(X1)
1,00
0,25
0,38
0,30
IQ(X2)

1,00
0.20
0,62
KEB(X3)


1,00
0,56
RSU(X4)



1,00
Misalnya untuk itu, model kausal yang dibuat adalah sebagai berikut.
Text Box: SSE
(X1)

Text Box: R4Text Box: R3

r 12
@,25)
P41 0,006@,30)

0,352@,38)
P31

P43

0,452@,56)
Text Box: RSU
(X4)
Text Box: KEB
(X3)

P32
0,112@,20)
P42
0,528 (0,62)


Text Box: IQ
(X2)


Gambar 03: Diagram Jalur

Dalam gambar  03  ini tampak  bahwa  sementara  SSE  dan IQ  diambil sebagai variabel eksogenus,  keduanya  merupakan penyebab bagi KEB. Variabel SSE, IQ,  dan KEB menjadi penyebab bagi RSU.
Untuk  menghitung koefisien-koefisien jalur dalam model kausal ini, diperlukan dua  analisis regresi.  A) Regresi KEB  dan IQ  untuk  mendapatkan P31 dan P32 yang menghasilkan sistem rekursif z3 = P­31 z1 + P32 z2 + e3 ­­dan B) regresi RSU atas SSE, IQ, dan KEB untuk mendapatkan P41, P42, P43 dengan sistem rekursif z4 = P41 z1 + P42 z2 + P43 z3 + e4 Jika datanya lengkap, dapat dihitung koefisien-koefisien korelasinya seperti tersebut pada matrik di atas.
Selanjutnya,  dengan menggunakan cara  yang  telah dijelaskan di atas,  dapat disusun system persamaan yang  menghubungkan rij dan Pij, Kemudian dengan memasukkan harga-harga rij dan Pij, dapat dihitung koefisien-koefisien jalur Pij. Dengan menggunakan  rumus  yang  telah  dijelaskan  di atas,  untuk  r13, r23, r14, r24 dan r34 dan memanfaatkan sistem rekursif yang telah dijelaskan, kita memiliki lima (P31, P32, P41, P42, P43) sebagai berikut
r13 = P31 + P32 r12
r23 = P31 r12 + P32
r14 = P41  + P42 + r12 + P43 r13
r24 = P41 r12 + P42 + P43 r23
r34 = P41 r13 + P42 r23 + P43
Dengan memasukkan harga-harga  rij dari matrik  korelasi akan memberikan
persamaan berikut. 
Text Box: 0,38 = P31 +0,25 P32
0,20 = 0,25 P31 + P32
0,30 = P41 +  0,25 P42 + 0,38 P43
0,62 = 0,25 P41 +  P42 + 0,20 P43
0,56 = 0,38 P41 +  0,20 P42 + P43









A) 0,38 =         P31 + 0,25 P32
B) 0,20 = 0,25 P31 +         P32
     0,33 = 0,9375 P31                P31 = 0,352
Ba) 0,20 = 0,25 (0,352) + P32
       0,20 = 0,088 + P32                    P32 = 0,112
C) 0,30 =         P41 +  0,25 P42 + 0,38 P43
D) 0,62 = 0,25 P41 +          P42 + 0,20 P43
F) -0,1756 = 0,105 P41 + (-0,33)P42
D) 0,62 = 0,25 P41 +            P42 + 0,20 P43
E) 0,56 = 0,38 P41 +  0,20 P42 +         P43
G) 0,508 = 0,17 P41 + 0,96 P42
(6a) -0,1756 = 0,105 P41 + (-0,33)P42
(7a)  0,508   =  0,17  P41 +  0,96   P42


 
    0,000936  = 0,15822 P41                       P41 = 0,006

(7a)  0,508   =  0,17 (0,006) +  0,96 P42
        0,508   =  0,001044      +  0,96 P42                   P42= 0,528

(3a)   0,56 = 0,38 (0,006) +  0,20 (0,528) + P43
          0,56 = 0,00228 +  0,1056 + P43
          0,56 = 0,10788 + P43                       P43 = 0,56 – 0,10788 = 0,45212
Persamaan tersebut di atas harus  diselesaikan dengan metode eliminasi atau metode Selisih  Produk Diagonal  (SPD). Dalam  perhitungan di bawah ini, digunakan metode SPD.
Dalam gambar  diagram jalur  03  di atas,  koefisien-koefisien korelasi dituliskan dalam tanda  kurung, sedangkan lainnya  menyatakan koefisien-koefisien jalur. Tampak bahwa  koefisien jalur  P41 lebih kecil dari 0,05  sehingga  memberi petunjuk,  bahwa  r14 semata-mata dikarenakan oleh efek-efek tidak langsung.
Efek langsung SSE terhadap RSU besarnya 0,006 sedangkan efek tidak langsung total adalah r14 – P41 = 0,30 – 0,006 = 0,294. Ini menunjukkan bahwa SSE praktis tidak mempunyai efek  langsung  terhadap  RSU.  Akan tetapi,  melalui korelasinya  dengan IQ dan efeknya terhadap KEB, variabel SSE ini mempengaruhi RSU. Korelasi antara IQ dan KEB terbesar disebabkan oleh korelasi IQ dengan SSE.
            Pengamatan terhadap P41 menyimpulkan bahwa model dalam gambar jalur 03 di atas dapat  disederhanakan dengan menghilangkan P­­41 dan diagramnya  diubah menjadi seperti diagram 04 berikut.









Text Box: 0,352Text Box: SSE
1

Text Box: (0,25)Text Box: 0,112Text Box: 0,452Text Box: KEB
3

Text Box: RSU
4
Text Box: 0,528Text Box: IQ
2


Gambar 04: Diagram Jalur
Apakah data yang diperoleh konsisten dengan model baru pada diagram 04?
Untuk itu, perlu dihitung koefisien-koefisien jalur dalam model baru dan gunakan untuk menghitung koefisien-koefisien korelasi, kemudian dilihat apakah dihasilkan matrik korelasi yang sama dengan matrik korelasi sebelumnya. Dengan meregresikan KEB atas SSE dan IQ serta meregresikan RSU atas IQ dan KEB akan didapat :
z3 = P31 z1 + P32 z2 + e3
z4 = P42 z2 + P43 z2 + e4
Dengan menggunakan cara yang telah dijelaskan, diperoleh sistem persamaan:Text Box: r13 = P32 r12 + P31
r14 = P42 r12 + r13
r23 = P31 r12 + P32
r24 = P42 + P43 r23
r34 = P42 r23 + P43










Mensubstitusikan harga-harga  rij dari matrik  korelasi ke  dalam persamaan tersebut, akan diperoleh persamaan terakhir sebagai berikut:
0,38 = 0,25P32 + P31
0,20 = 0,25P31 + P32
0,62 = P42 + 0,20P43
0,56 = 0,20P42 + P43
Setelah diselesaikan dengan menggunakan metode SPD, diperoleh harga-harga koefisien jalur: P31 = 0,352, P32 = 0,112, P42 = 0,528, dan P43 = 0,452. Semua koefisien jalur harganya tidak kurang dari 0,05 sehingga model dalam gambar 04 di atas tidak mengalami perubahan. Apakah matrik korelasinya juga sama?
Dengan menggunakan kenyataan bahwa IQ dan SSE sebagai variabel eksogenus sehingga r12 tetap tidak dianalisis, yakni r12 = 0,25 dan menggunakan harga-harga Pij yang diperoleh untuk model 04 tersebut, dari sistem persamaan terakhir akan diperoleh:
r13 = (0,112)(0,25) + 0,352 = 0,38
r14 = (0,528)(0,25) + (0,452)(0,38) = 0,3038
r23 = (0,352)(0,25) + 0,112 = 0,20
r24 = 0,528 + (0,452)(0,20) = 0,6184
r34 = (0,528)(0,20) + 0,452 = 0,5576
Dengan demikian, untuk model dalam diagram 04 di atas, diperoleh matrik
korelasi sebagai berikut.
Variabel
SSE
IQ
KEB
RSU
SSE
1,00
0,25
0,38
0,3038
IQ

1,00
0,20
0,6184
KEB


1,00
0,5576
RSU



1,00
Ternyata bahwa matrik korelasi tersebut sesuai dengan matrik korelasi sebelumnya, perbedaannya sangat kecil (lebih kecil dari 0,05) sehingga bisa diabaikan. Ini menunjukkan bahwa data konsisten dengan model pada gambar 04 tersebut di atas.















Kesimpulan:
Status Sosial Ekonomi (SSE) tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap hasil rata-rata skor ujian (RSU), akan tetapi efeknya penting melalui variabel kebutuhan untuk berprestasi (KEB) dan memlalui korelasi dengan kecerdasan (IQ). Kebutuhan untuk berprestasi (KEB) dan kecerdasan (IQ) mempunyai efek langsung terhadap hasil rata-rata skor ujian (RSU) dan juga mempunyai efek tidak langsung. Efek-efek langsung kedua unsur ini terhadap RSU lebih besar jika dibandingkan dengan efek-efek tidak langsungnya. Efek langsung IQ terhadap RSU lebih besar daripada efek langsung KEB terhadap RSU.
















DAFTAR PUSTAKA
Anderson, T.W.,
An Introductin to Multivariate Statistical Analysis
, John Wiley & Sons,
Inc., New York, 1958.
Ching Chun Lie,
Path Analysis – a primer
, , California: Pasific Grove, 1975.
Everit, Brian S & Graham Dunn,
Applied Multivariate Data Analysis
, New York: Halsted
Press, 1991.
Guilford, J.P. and fruchter, B.,
Fundamental Statistics in Psycholoy and Education
, New
York: McGraw-Hill Ltd, 1978.
Hair, Joseph F. Jr. cs.,
Multivariate Data Analysis
, Upper Saddl River, NJ: Prentice Hall
International Inc., 1998.
Imam Ghazali,
Applied  Analisis Multivariat  dengan  Program  SPSS
, Semarang:  Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2001.
Kerlinger, F.N. and Pedhazur, E.J.,
Multiple Regression in Behavioral Research
, New
York: Holt Rinehart and Winston, Inc., 1973.
Singgih Santoso,
SPSS Statistik Multivariat
, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2002
Sutrisno Hadi,
Statistik, Jilid 2, 3
, Yogyakarta: UGM, 1986.
Sutrisno Hadi,
Analisis Regresi
, Yoyakarta: UGM, 1986.
Sudjana,
Metoda Statistika
, Bandung: Tarsito, 1992.
Sudjana,
Teknik  Analisis Regresi  dan  Korelasi  bagi  Para  Peneliti
, Bandung:  Penerbit
“Tarsito”, 1992.
Sugiyono,
Statistika untuk Penelitian
,  Bandung: Penerbit CV Alfabeta, 2002.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar